G+

Kamis, 01 Agustus 2013

hidup harus semangat



Saya bukanlah seorang bijak. Saya bukan orang sukses dalam hidup. Saya tidak pandai merangkai sebuah kalimat motivasi yg bisa mempengaruhi seseorang hingga orang itu bisa tiba-tiba bisa tumbuh lagi gairah hidupnya. Saya hanya seorang muda yg minim pengalaman yg mencoba untuk berbagi sedikit pengalaman yg saya punya di dunia maya ini. Ini hanya sekedar untuk mengisi waktu luang dan melampiaskan hobi saya dalam tulis menulis. Jadi saya tidak peduli kalau pada akhirnya banyak yg tidak suka tulisan saya.

Semua orang di dunia ini pasti pernah mengalami ditimpa masalah. Dari masalah kecil hingga masalah superbesar yg bisa saja membuat orang berani bunuh diri. Masalah memang menjadi bagian dari hidup yg tak bisa dipisahkan. Sudah sunnatullah, karena masalah lah yg akan membuat hidup kita jadi tidak flat.
Dulu saya sering sekali stress ketika ditimpa berbagai macam masalah. saya selalu menyalahkan keadaan dan jujur saja, dulu saya sering sekali menyalahkan Tuhan atas apa yg saya alami. Saya memaki-maki, berteriak dengan kata-kata kasar hingga membuat saya stres dan akhirnya mengganggu pekerjaan dan karier saya. Berulang-ulang saya lakukan itu.

Hingga pada akhirnya saya sadar, semua yg saya lakukan itu sia-sia. hanya buang-buang energi. Saya mulai merubah kebiasaan tidak bersyukur saya. Saya mencoba untuk senantiasa nrimo pada setiap masalah yg saya alami. Saya yakin apapun yg saya hadapi itu akan berguna untuk kelangsungan hidup saya kelak. Segalanya saja jadikan pelajaran dan tidak saya pusingkan. Dan memang terbukti, setelah saya cermati dalam-dalam memang Tuhan adalah Produser sekaligus Sutradara terbaik dalam kehidupan saya. Ternyata peran kita di dalam hidup ini memang tak jauh beda dengan peran aktor/aktris sinetron. Kita tinggal menjalani saya apa yg ada dengan sebaik-baiknya, berakting, menjalankan peran kita sesuai keinginan Sutradara--Tuhan kita tanpa harus memaki-maki dan menyalahkan keadaan.

Manjur, setelah saya pakai gaya hidup nrimo itu banyak teman maupun kerabat yg mengatakan banyak perubahan dalam karakter saya. Begitupun yg saya rasakan. Saya merasa lebih tenang ketika menghadapi masalah. Dan karena ketenangan saya itu justru masalah sering sekali terpecahkan, karena pikiran dan tindakan saya menjadi terkontrol. Ada yg bilang saya lebih kalem dan bijak. Maka sekarang saya tidak heran ketika banyak orang yg tidak percaya umur saya 19 tahun.

MENTAL JUARA : MENJADI PEMENANG ITU HAK ANDA

Posted on 13.22 | By Saepul Supriatna | In  ,  ,  ,  ,  , 

Sebagaimana hal ihwal penciptaan diri kita, sejak semula kita ini adalah pemenang sejati yang telah bersaing dengan jutaan sel sperma yang lain untuk membuahi sel telur sang ibu. Dari semula kita adalah pemenang yang luar biasa. Tidak bisa dibantah lagi, kita ini sang juara sejati.
Pertanyaannya sekarang, mengapa sekarang kita menjadi manusia yang sering pesimis, baru menghadapi kegagalan sekali sudah putus asa? Mengapa kebanyakan dari kita berpikir seperti seorang pecundang?
Banyak sekali faktor yang mempengaruhi hal tersebut, tapi menurut saya faktor yang dominan adalah faktor mental. Kebanyakan dari kita hidup dan dibesarkan di lingkungan yang pesimis, dan di sekolah pun kita tidak pernah diajarkan bagaimana cara memiliki atau menumbuhkan mental positif. Di sekolah, jika kita tidak bisa menjawab soal/pertanyaan dengan jawaban benar (menurut guru) maka kita akan dicap sebagai anak bodoh. Dan ngerinya jika kita menyetujui atau mempercayai cap tersebut secara mental maka akan benar-benar jadi bodohlah kita.
Demikian juga bila kita hidup di keluarga yang serba kekurangan, biasanya orang tua kita akan berkata, “Kita tidak bisa ini, kita tidak punya itu, kita ini orang miskin yang tidak punya apa-apa.” Atau, “Jangan mimpi yang tidak-tidak, bisa makan saja sudah untung.” Demikian seterusnya, kata-kata negatif semacam itu selalu kita dengar hampir sepanjang hari sehingga lambat laun hal itu kita percaya sebagai sebuah kebenaran atau sebuah takdir yang tidak bisa dirubah.
Oleh sebab itu, anak-anak yang lahir dan dibesarkan di tengah-tengah keluarga orang sukses akan lebih mudah meraih sukses yang mereka impikan karena kata-kata dan sugesti positif selalu ia dapatkan dari lingkungannya. Namun, anak-anak yang lahir dan tumbuh di tengah-tengah keluarga yang serba kekurangan akan lebih sulit untuk sukses karena kalimat dominan yang sering mereka dengar adalah kalimat negatif yang menyugesti diri sendiri kepada ketidakberdayaan. Kepercayaan orang tua mereka juga rata-rata adalah kepercayaan para pesimis yang secara tidak mereka sadari mengabaikan potensi alami manusia yang sebenarnya luar biasa sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Adil. Kalau kita mengikuti kepercayaan mereka yang kurang tepat tersebut tentu saja sampai mati pun kita tidak akan mungkin mampu menemukan dan menggali potensi diri kita yang sesungguhnya luar biasa.
Maka untuk menjadi sang Juara Sejati, langkah pertama yang harus kita ambil adalah merubah mental kita menjadi mental juara. Apapun hambatan yang menghadang, kita harus bisa menyugesti diri sendiri bahwa kita mampu melewatinya. Bagaimana pun keadaan kita saat ini—memperihatinkan atau mengenaskan–kita harus bisa meyakinkan diri bahwa kita adalah Pemenang Sejati. Dengan begitu, akan ada motivasi dari dalam yang akan membangkitkan semangat agar kita bisa bangkit dan keluar dari belenggu diri.
Membebaskan pikiran dari belenggu ketidakmampuan bukanlah hal yang mudah, tapi jika kita melakukannya dengan sungguh-sungguh, pasti kita bisa dan memang bisa. “Jangan mau seumur-umur dibodohi diri sendiri”, begitu kata Drs. Waidi, MBA. Ed dalam bukunya, “Self Empowerment by NLP”.
Memang tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Setiap diri kita pasti punya kekurangan atau kelemahan. Tapi bukan berarti kita harus bersedih atau putus asa karena kelemahan tersebut. Kabar baiknya adalah bahwa Tuhan itu Maha Adil; selain kelemahan, ternyata kita juga dikaruniai kelebihan atau keunikan yang melekat pada diri kita. Satu-satunya jalan adalah kita harus memfokuskan perhatian pada kelebihan dan keunikan diri kita tersebut sehingga hal itu bisa menjadi sumber kekuatan untuk menggali potensi agar kita menjadi manusia yang luar biasa. Dari sini kita bisa memahami bagaimana pentingnya memiliki mental juara.
Mental juara itu selalu berkata, “Anda unik, Anda punya kelebihan, Anda bukan manusia sembarangan!” Mental juara juga akan berkata, “Anda pasti bisa kalau mau mencoba, selalu ada jalan untuk mewujudkannya, jangan pernah putus asa!” Mental juara akan membawa kita menjadi juara yang sesungguhnya karena selalu ada kekuatan di balik sebuah kepercayaan. Semakin kita meyakini, semakin dekat dengan kenyataan. Demikian juga dengan sikap mental juara, ia akan membuat kita semakin percaya diri dalam melangkahkan kaki menyusuri kehidupan ini ke arah tujuan hidup kita.
Sebagaimana proses awal penciptaan diri kita; kita adalah seorang pemenang dan memang “dilahirkan untuk menang” maka menjadi seorang pemenang adalah hak saya, hak Anda, hak kita semua. Mulailah dengan memiliki mental juara dan yakinkan diri kita bahwa menjadi pemenang adalah hak kita. Kita tidak hanya bisa menjadi penonton para juara, tapi kita juga bisa menjadi sang Juara sejati–seperti mereka yang mungkin menjadi idola kita—dalam kehidupan nyata. Akhirnya, ucapkanlah “selamat jalan/selamat tinggal” kepada para pecundang atau para pesimis yang bersemayam dalam diri kita, “Daaa…! Bye-bye…!”
Percayalah, menjadi seorang pemenang adalah hak Anda! Anda adalah sang juara sejati…!
Sekarang, beranikah Anda mengubah mental dan pikiran Anda…?

Sumber : http://agusriyanto.wordpress.com/2007/11/10/mental-juara-menjadi-pemenang-adalah-hak-anda/

UNTUK GURUKU

Posted on 00.59 | By Saepul Supriatna | In  ,  ,  ,  , 





Bu, satu tahun bersamamu adalah memori terindah yang tak akan terhapus virus apapun di otak kami. Setahun penuh kita menjalani suka-duka bersama. Ingat dulu ketika kami belajar dan bercanda denganmu di kelas kita tercinta, ingin sekali kami mengulanginya. Jurnal Umum, kertas kerja, dan Jurnal penutup adalah mantra manjur yang akan senantiasa akan tertancap kuat di dada kami. Kami sadar, budi pekerti yang kau ajarkan kepada kami tulus dari hati Ibu. Walau terkadang kekonyolan kami membuatmu kesal tapi sesungguhnya itu adalah bukti cinta kami terhadap ibu. Maafkan kami bu, kami sadar kami salah tapi kami jujur sangat menyayangi Ibu.


Maafkan kami dulu telah membuatmu kesal karena tak mengerjakan PR, maafkan kami telah membawa buku paket di kolong meja saat ulangan, maafkan kami selalu telat masuk kelas karena jajan di warung danau, maafkan juga telah membuat rumahmu seperti kapal pecah saat acara masak kemaren, dari hati yang paling dalam kami ucapakan : Kami sayang bu Subaikah!
Kami berjanji tidak akan pernah melupakan kenangan indah kami dan Ibu selama hidup kami. Kami juga berjanji kan selalu menyertakan namamu dalam setiap lantunan doa kami. Semoga jasa dan pengabdianmu mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT. Ibu, doakan kami agar kami bisa sukses dan kelak kita bisa bertemu lagi ketika kami telah menjadi manusia yang sebenarnya.